Senin, 15 April 2013

Review Artikel "Monitoring Corruption: Evidence from a Field Experiment in Indonesia"

Tugas audit kali ini saya akan mencoba mengulas sedikit tentang artikel yang berjudul "Monitoring Corruption : Evidence from a Field Experiment in Indonesia" karya Benjamin A. Olken.
Artikel ini berisi tentang penelitian mengenai pemantauan korupsi yang ada di Indonesia. 
Tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui strategi yang paling efektif dalam mengurangi korupsi, yiatu strategi top down atau  strategi bottom up. Objek dari penelitian ini yaitu proyek pembuatan infrastruktur jalan di desa yang memperoleh dana dari PPK (Proyek Pembangunan Kecamatan). Desa yang di ambil sebagai sampel yaitu 608 desa yang diambil dari 2 Provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur dimulai dari september 2003 sampai agustus 2004. 
Ada 2 desain yang dilakukan dalam penelitian ini yang pertama desa diberi tahu bahwa proyek infrstruktur nya akan dinilai oleh auditor (BPKP) baik selama proses maupun selesai proyek. Kedua warga desa diberi undangan atau formulir, dimana warga desa diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai proyek jalan yang ada dalam formulir tersebut, kemudian mengembalikan formulir tersebut ke kotak yang telah disegel. 
Hasil dari penelitian ini yaitu untuk mengurangi korupsi pada proyek pembuatan infrastruktur jalan lebih efektif menggunakan strategi pendekatan top down melalui auditor pemerintah. 
Jadi, dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan top down melalui pemantauan auditor pemerintah akan lebih efektif jika digunakan untuk memantau pengadaan barang publik seperti pembangunan infrastruktur. Sedangkan pendekatan bottom up melalui grassroots monitoring akan lebih efektif jika digunakan untuk program pengadaan barang pribadi, seperti makanan bersubsidi, pendidikan, atau perawatan medis di mana individu memilki kepentingan pribadi dalam memastikan bahwa barang benar - benar diserahkan dan meminimalkan pencurian. 

Mungkin hanya ini yang dapat saya simpulkan dari artikel yang saya baca, untuk lebih jelasnya bisa mendownload artikel tersebut pada link dibawah ini


Atau bisa di dowload pada blog Bapak Dosen http://yanrestianto.blogspot.com/

Rabu, 27 Maret 2013

Mengenal Lebih Dekat COSO


APA ITU COSO ?

COSO merupakan kepanjangan dari Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission. COSO berdiri pada tahun 1985, yang terdiri dari 5 organisasi profesi  diantaranya :
  •    Financial  Executives International (FEI)
  •  The American Accounting Association (AAA)
  •  The American Institute  of  Certified  Public  Accountants (AICPA)
  •  The  Institute  of  Internal Auditors (IIA)
  •  The Institute of Management Accountants (IMA) (formerly the National Association of Accountants).
Misi utama dari COSO adalah  “Memperbaiki/meningkatkan kualitas laporan keuangan entitas melalui etika bisnis, pengendalian internal yang efektif, dan corporate governance.”

PENGENDALIAN INTERNAL MENURUT COSO

1.      Definisi
Pengendalian Internal menurut COSO adalah “suatu proses, yang dipengaruhi  oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lainnya dari sebuah entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan/jaminan yang wajar berkaitan dengan pencapaian tujuan mengenai efektifitas dan efisiensi operasional, reliabilitas pelaporan keuangan, dan Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
2.      Pihak yang terlibat
Dokumen COSO menyatakan bahwa pihak-pihak yang terlibat terkait Pengendalian Internal adalah dewan komisaris, manajemen, dan pihak-pihak lainnya yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Serta menyatakan bahwa tanggung jawab atas penetapan, penjagaan, dan pengawasan sistem Pengendalian Internal adalah tanggung jawab manajemen.
3.      Tujuan Pengendalian Internal bagi Organisasi
COSO mengasumsikan bahwa entitas telah menetapkan sendiri tujuan dari aktivitas operasinya. Namun COSO mengidentifikasikan tiga tujuan utama dari entitas, antara lain:
  • Efektivitas dan efisiensi operasi
  •  Keandalan laporan keuangan
  •  Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
4.      Komponen pengendalian internal menurut COSO framework
COSO mengidentifikasi Sistem Pengendalian Internal yang efektif meliputi lima komponen yang saling berhubungan untuk mendukung pencapaian tujuan entitas, yaitu:



(a)      Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Merupakan pondasi dari komponen lainnya dan meliputi beberapa faktor antara lain:
©              Integritas dan Etika
©              Komitmen untuk meningkatkan kompetensi
©              Dewan komisaris dan komite audit
©              Filosofi manajemen dan jenis operasi
©              Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
COSO menyediakan pedoman untuk mengevaluasi tiap factor tersebut diatas. Misal, Filosofi manajemen dan jenis operasi dapat dinilai dengan cara menguji sifat dari penerimaan risiko bisnis, frekuensi interaksi dari tiap subordinat, dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan.

Contoh : Seluruh pegawai perusahaan diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan, pendidikan, pengalaman dan keterampilan sesuai dengan fungsi kerjanya, namun juga memiliki integritas dan etika yang tinggi. Penyebab terjadinya kecurangan adalah karena lemahnya integritas dan etika. Selain itu, manajemen puncak harus memperjelas bahwa laporan yang jujur lebih penting daripada laporan yang sesuai keinginan pihak manajemen.
(b)      Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Terdiri dari identifikasi risiko dan analisis risiko. Identifikasi risiko meliputi pengujian terhadap faktor-faktor eksternal seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan ekonomi.  Factor internal diantaranya kompetensi karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karakteristik pengelolaan sistim informasi. Sedangkan Analisis Risiko meliputi mengestimasi signifikansi risiko, menilai kemungkinan terjadinya risik, dan bagaimana mengelola risiko.

Contoh : Karyawan melakukan hal yang benar tetapi dengan cara yang salah, adanya kerugian sumber daya keuangan, pemborosan, pencurian atau pembutaan kewajiban yang tidak tepat, menerima informasi yangsalah atau tidak relevan, system yang tidak andal, dan laporan yang tidak benar atau menyesatkan.
(c)       Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Terdiri dari kebijakan dan prosedur yang menjamin karyawan melaksanakan arahan manajemen. Aktivitas Pengendalian meliputi reviu terhadap sistim pengendalian, pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistim informasi. Pengendalian terhadap sistim informasi meliputi dua cara :
©      General controls, mencakup kontrol terhadap akses, perangkat lunak, dan  system development.
©      Application controls, mencakup pencegahan dan deteksi transaksi yang tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin completeness, accuracy,  authorization and validity dari proses transaksi

Contoh : Beberapa aktivitas pengendalian intern yang dilakukan oleh perusahaan meliputi pemisahan fungsi, otorisasi transaksi dan kejadian, review kinerja, pembinaan sumber daya manusia, pengendalian sistem informasi, pengendalian fisik aset, penetapan ukuran kinerja, pencatatan yang akurat dan tepat waktu, pembatasan akses terhadap sumber daya, akuntabilitas terhadap sumber daya, dan dokumentasi atas sistem pengendalian intern.
(d)     Informasi dan komunikasi
COSO menyatakan perlunya untuk mengakses informasi dari dalam dan luar, mengembangkan strategi yang potensial dan system terintegrasi, serta perlunya data yang berkualitas. Sedangkan diskusi mengenai komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan Pengendalian Internal, dan mengumpulkan informasi pesaing.

Contoh : Adanya tim khusus untuk menangani informasi yang ada.
(e)      Pengawasan (Monitoring)
Karena Pengendalian Internal harus dilakukan sepanjang waktu, maka COSO menyatakan perlunya manajemen untuk terus melakukan pengawasan terhadap keseluruhan Sistim Pengendalian Internal melalui aktivitas yang berkelanjutan dan melalui evaluasi yang ditujukan terhadap aktivitas atau area yang khusus.

Contoh :  Pengawasan yang dilakukan oleh tim audit.